Halaman

Senin, 30 Mei 2011

Surat kepada Ikhwatifillah

 Dibaca ulang, semakin terpekur! Astaghfirullah...

 

 

Sinergisitas Antara Amal Dakwah, Akademik, dan Skill

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kutuliskan surat ini dengan penuh mengharapkan keikhlasan kepada Allah, dan saya senantiasa berharap agar Allah selalu mempersatukan batin kita hanya dalam kenikmatan dalam jamaah ini. Semoga ini menjadi salah satu bukti atau minimal menjadi bukti kecil perhatian para alumni terhadap dakwah antum disana, di kampus tercinta. jangan pernah sekali-kali berpikir bahwa alumni telah melupakan dakwah antum di kampus tercinta, tidak, tidak sama sekali... ingatlah, jika sekali waktu antum menemui kesulitan dalam mengemban amanah mulia ini maka jangan ragu-ragu untuk hubungi kami, insya Allah kami akan senantiasa membantu sesuai dengan kapabilitas kami masing-masing. Walau kita tidak lagi dipersatukan secara fisik, tapi ingatlah ikhwah fillah, doa rabithah yang senantiasa kita baca bukan tidak membekas, bahkan sangat! dan persaudaraan kita telah dipersatukan oleh Allah, kita hanya ingin menjadi seperti yang telah disebutkan Allah dalam hadist, dua orang pemuda yang bertemu dan berpisah hanya karena Allah... semoga Allah memasukkan kita dalam golongan tersebut. Allahumma amien…

Ikhwatifillah,
Dakwah, akademik, dan skill adalah tiga mata rantai yang harusnya tidak bisa terpisahkan dalam pribadi seorang dai. ketika kita menyebut pribadi dai maka harusnya yang terbayang di benak kita adalah bukan hanya pribadi yang menghabiskan waktunya hanya dalam masalah dakwah semata, tapi dia melupakan sisi akademik dan skill kemahasiswaannya.

Seorang dai harusnya tawazun dalam ketiga hal tersebut. tawazun adalah tidak sama dengan seimbang. Jika diibaratkan angka seratus, tawazun bukan berarti 33 1/3 persen untuk dakwah, 33 1/3 persen untuk akademik, dan 33 1/3 persen untuk skill tapi tawazun adalah proporsional. Ada kalanya kita harus mencurahkan seluruh potensi kita hanya untuk akademik di suatu waktu, tapi di waktu lain kita harus mengerahkan seluruh potensi diri kita untuk dakwah dan begitu juga dengan pengembangan skill.

Ketika kita sedang kuliah, maka kerahkanlah perhatian kita hanya untuk mendengar apa yang disampaikan dosen dalam kelas. Akan salah kalau ketika menerima mata kuliah kita berpikir tentang hal lain. Begitu juga ketika ada sebuah amanah dakwah yang harus kita selesaikan, maka selesaikanlah dengan baik, jangan sampai dicampur dengan permasalahan di luar permasalahan dakwah yang sedang kita hadapi

Dari berbagai macam pengalaman, justru saat kita tidak bisa tawazun maka berbagai macam qadhoya mulai bermunculan… Qadhoya tersebut akhirnya hanya akan menghambat perkembangan dakwah kampus dengan atau tanpa kita sadari. Bukankah jika kehilangan seorang aktivis dakwah maka sedikit banyak akan menghambat pertumbuhan dakwah kampus?

Bagaimana caranya untuk bisa tawazun? Ini yang butuh sikap konsistensi kita terhadap apa yang telah kita rancang. Di atas ana telah sebutkan, bahwa ketika antum sedang menghadapi sebuah permasalahan maka curahkan semua perhatian hanya pada masalah yang bersangkutan, jangan dicampur aduk dengan yang lain. Dan ingatlah ikhwah, jika kita bisa mempelajari sebuah permasalahan hanya 2 jam, maka jangan habiskan waktu 3 jam untuk menyelesaikannya! Jika kita mampu menyelesaikan permasalahan organisasi hanya dengan 1 hari maka sekali lagi jangan habiskan waktu 2 hari untuk menyelesaikannya!

Sekarang berkembang sebuah permasalahan di kalangan aktivis, bahwa mereka mempunyai waktu yang sangat kurang dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Kalau menurut ana, hal itu tidaklah sepenuhnya benar. Mari kita lihat ke belakang, seberapa efisienkah waktu yang telah kita pergunakan. Tentu banyak sekali waktu yang kita buang percuma.

Lalu di antara ketiga itu mana yang penting? Tidak ada sesuatu hal yang menempati tingkatan lebih penting jika dibandingkan dengan yang lain. Ikhwah fillah, dakwah adalah sebuah kewajiban hidup, tidak hanya bagi kita yang telah menamakan diri kita sebagai aktivis dakwah, bahkan seluruh umat Islam pun diwajibkan untuk berdakwah… “Barangsiapa yang bangun di pagi hari dan tidak memperhatikan keadaan ummatku, maka sungguh dia bukan golonganku” hadist itu menjadikan bukti konkret bahwa dakwah adalah keniscayaan bagi seluruh umat Islam apalagi kita, aktivis dakwah kampus!

Akademik dan skill, siapa yang bilang kalau itu pun tidak wajib untuk kita pelajari. Kita sedang kuliah di fakultas teknik, ada tuntutan lebih dari Islam terhadap kita. Selain berdakwah, kita juga dituntut untuk mahir dalam bidang yang kita kuasai sehingga nanti kita bisa menguasai dunia dengan ilmu yang kita miliki. Allahumma amien. Ana membayangkan bagaimana kalau nanti kampus putih biru yang terletak jauh dari ujung bandung, melahirkan purnamahasiswa yang mengusai teknologi dengan sangat dan tidak pernah lupa mendirikan qiyamullail dan senantiasa berdakwah. Subhanallah ! bukankah itu azzam kita bersama.

Ketika antum memasuki dunia kerja. Ketiga hal itu pun sangat dipakai. Jika antum mulai dari sekarang sudah berazzam untuk menjadi pegawai di sebuah perusahaan besar yang berskala nasional dan multinasional maka siapkan IPK minimal 3.00. Saat itu antum akan merasakan bahwa IPK (akademik) sangat berperan. Setelah antum menjadi pegawai, antum harus berinteraksi dengan rekan kerja yang lain, hal demikian harus antum lakukan untuk bisa dipromosi.. Di sinilah sangat dibutuhkan kemampuan manajerial dari antum… mulai fase ini IPK sudah tidak begitu diperhatikan lagi karena yang diperhatikan adalah sejauh mana kecakapan antum dalam menyelesaikan pekerjaan dan kemampuan antum dalam berinteraksi dengan rekan kerja.

Banyak orang terlena dengan kerjaannya… Seluruh hidupnya seolah-olah hanya dihabiskan untuk mencari duit semata. Bayangkan bangun jam 6 pulang sehabis isya tidakkah ini melelahkan. Banyak diantara mereka yang kehilangan jati diri mereka karena dunia telah menghiasi hidup mereka… Saat inilah ikhwah fillah, tarbiyah sangat berperan. Ruhiyah antum sangat berperan. Tarbiyah yang baik akan mampu menjaga antum dari kejadian di atas. Antum tetap akan menjadi seorang jundi yang sebenarnya mempunyai sebuah misi khusus dimana pun antum berada sehingga antum akan sangat mudah menjadikan semua wasilah kerja untuk meningkatkan pertumbuhan dakwah.

Begitulah kira-kira ikhwah, gambaran sinergisitas antara dakwah, akademik, dan skill semoga paparan singkat ini menjadi persiapan khusus buat antum yang sedang mengeluti permasalahan akademik dan dunia dakwah kampus.

Tetap istiqamah, teruskan perjuangan yang telah diwarisi oleh generasi sebelumnya. Yakinilah setiap fase itu mempunyai permasalahan masing-masing yang hanya dapat diselesaikan dengan cara masing-masing. jangan memperbesar masalah yang kecil, segeralah dalam melakukan amal, insya Allah dengan cara itu dakwah kampus akan berkembang dan semoga Allah mencatat amal dakwah antum sehingga antum dengan bangga dapat menunjukkannya di hadapan Allah ketika yaumul akhir kelak.. Allauhumma amien.


(diambil dari sebuah blog, afwan ana lupa alamatnya)




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar: