Kumenangkapmu, seperti kekupu mengejar waktu, “Kapan kau akan pulang? Yah, paling tidak bawakan aku sekuntum mawar. Itu saja, tak lebih.” (Diary Adinda, 1 Januari 2010, halaman satu)
***
Senja berangkat, rindu yang pekat. Ah, kau jauh sekali, “Kapan kau pulang?”
Sebulan setelah akad, sebuah buku jatuh dari rak teratas. Halaman satu, terbuka,“Aku sedang siapkan sekeranjang rindu untuk sampai di depan rumahmu, mencari jalan terbaik, mengurangi jarak dari hatiku ke hatimu. Aku akan pulang jika kau menantiku datang. Tunggu, aku akan pulang lewat pintu itu!”
***
“Dik, aku pasti akan pulang! Diary-mu telah selesai kubaca.”
“Pulanglah! Diary kita siap dituliskan.”
-SELESAI-
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar