Halaman

Jumat, 22 April 2011

Organisasi dan Kader Anti AIDS

Bismillahirrahmanirrahim...
Sebuah artikel singkat dari seorang guru tarbiyah bernama Fathi Yakan ini, yang berjudul Aids Haraki, mengingatkan kita kembali tentang urgensi kader yang ‘bersih’ yang mampu memperkuat bangunan organisasi dakwahnya di mana pun berada. Sebuah kutipan yang diambil dari dakwatuna.com, bertuliskan:
Aku gemakan sebuah gaung kewaspadaan terhadap kerusakan yang melingkupi dan bahaya yang mengancam. Itulah wabah Aids Haraki yang menggerogoti bangunan harakah dan tanzhim serta menghacurkannya menjadi puing. Sebuah wabah yang diingatkan Al-Qur’an dengan tegas: “…dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatan…”
Naudzubillahi min dzalik, semoga kita bukan merupakan bagian yang termasuk di dalamnya. Amin.
Secara umum artikel Aids Haraki ini memperingatkan kita bahwa seorang kader baik itu (baik qiyadah maupun jundiyah) memiliki batas-batas wajar yang tidak mengurangi keprofesionalannya. Ada hal-hal yang harus dipahami bersama bahwa organisasi dakwah, apalagi yang bersinggungan langsung dengan perpolitikan adalah sesuatu yang bisa dikatakan riskan akan terjadinya perpecahan. Maka dari itu, kita sebagai kader dakwah perlu memiliki sikap loyalitas yang tinggi terhadap tujuan dakwah bersama dan niat karena Allah semata, bukan yang lainnya.
Kader sebagai subjek dakwah, idealnya mampu memberikan manfaat bagi organisasi. Kuantitas yang banyak tidak bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan kerja jika justru berpotensi memperbanyak ‘tugas’ sang qiyadah. Namun demikian, hal itu bisa menjadi baik jika diperkaya dengan kader yang berkualitas dan sehat.
Kita pahami bersama bahwa organisasi dakwah terutama yang masuk melalui perpolitikan, adalah lahan dakwah yang tidak selalu nyaman disinggahi. Bisa kita temukan berbagai kepelikan di dalamnya, apalagi jika sudah menyangkut dengan pihak-pihak lain yang mencoba mengobrak-abrik sistem kerja dakwah, budaya-budaya Islam, yang sudah kita bangun sebelumnya. Dalam situasi seperti itu, apa yang seharusnya kita lakukan?
Keterpurukan memang tidak pernah kita inginkan. Maka yang bisa kita lakukan adalah dengan meningkatkan sistem ‘kekebalan’ tubuh kita, tubuh-tubuh ruhiyah kita, tubuh-tubuh dakwah kita dari apa yang Fathi Yakan sebut sebagai Aids Haraki. Sebuah penyakit yang mungkin akan membuat kita lupa dan sakit yang berkepanjangan. Tidak ada obat selain mencegahnya. Oleh karena itu, mari kita sehatkan ruhiyah dan jasadiyah demi terbentuknya organisasi dakwah yang kuat dan berkarakter, yang memiliki kader cerdas dan anti Aids. Wallahu ‘alam bisshawab.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar: