Halaman

Jumat, 22 April 2011

Sepucuk Cinta


menanti kala sang rembulan bersinar keemasan
penuh rasa bangga, semoga cepat kumenatapnya.

dan kuperoleh kata-kata mutiara
di selubung sepertiga malam yang bening itu. segar.
semerdu nyanyian nyiur
yang sujud menghamba pada tikar-tikar lusuh
yang dipinjamkan terik siang tadi.

sepucuk cinta dalam keheningan,
kuilhami bagai nikmat yang lebih dari asa
yang terbangun lepas.

saat-saat itu Dia temukanku dalam
penghambaan yanga khusyu’.
sendu yang menderu.
juga syahdu. hingga hanya ada angin dan semerbak
khas malam yang diungsikan dalam ruang pasir pantai.

diam dan takjub.
berdesirlah haruku dan bermukim pada kapal tanpa labuhan.
kataku, “simpan saja, biar terbawa gemulung ombak”.

tak henti langkahku berlari.
tak ingin imanku begitu saja menepi.
bila sampai di sini pengembaraan cintaku berhenti
katakan pada sang pembawa pesan,
“cukup kau dayung sampan itu,
semakin cepat, kala semakin deras
ombak memenjarakan semangatmu kini,
ku tetap menunggu di pantai itu.”

pantai, tunjukkan aku labuhan yang paling damai.
yang di sana bertempat rinai-rinai mata air surgawi.
kekalkanlah aku di sana,
meski yang aku dapat hanya tampiasnya
yang koyak terlibas.

senandung tak henyak memekik
dalam kalam yang bertalu.
bagiku, harapan penuh haru,
seandainya semilir bagai lambaian bayu
meremukkan kalbu.

bagiku, tak lebih dari dunia
yang berbalut cerita semu,
kuhanya tahu, akan tiba masaku merasakan semua itu.
sepucuk cinta dalam keheningan mengamini itu.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar: